Saya orang desa, waktu kuliah ketemu suami di kota. Tubuhnya tidak begitu baik, tetapi kondisi keluarganya sangat baik. Waktu itu saya tinggal sama anggota kelas, sering ikut kegiatan kelompok untuk membantu dia, menjaga dia, lama-kelamaan itu menimbulkan perasaan tersendiri sama dia. Kami bergaul cukup lama, merasa cocok satu sama lain, lalu hal itu menentukan hubungan. Aku pikir saat wisuda, dia akan meninggalkanku karena keadaan keluarga, tapi dia malah melamarku saat upacara wisuda. Lihatlah sang suami terjamin, aku berkenan menerima lamarannya. Sore harinya, kami pergi ke kantor catatan sipil untuk mengambil surat nikah. Mertua yang mengetahui hal ini setelah marah besar, langsung mengusirnya dari rumah. Saya berniat merawat tubuh suaminya dengan baik, begitu juga dengan mertua. Agar bisa membeli obat untuknya ke dokter, selain saya lembur siang malam, saya juga bolak-balik menemaninya di tiap-tiap rumah sakit besar. Seiring berjalannya waktu, kondisi fisik sang suami makin memburuk, akhirnya hanya diberikan infus nutrisi kompensasi. Kali ini aku ingin minta tolong pada mertua, tapi mereka malah menyalahkanku, aku tak mau membantu. Suaminya berkata, mertua harus mengabdi sebaik-baiknya dalam dua puluh tahun hidupnya, sekarang bersama saya, mereka tidak ingin mengerahkan kekuasaan lebih besar. Mendengar hal itu hatiku terasa sakit, sama sekali tidak tahu bagaimana cara menghiburnya. Tenang saja, saya hanya bisa terus jerih payah mencari uang, sebisa mungkin biarkan dokter menggunakan obat untuk mempertahankan hidupnya. Namun demikian sang suami tetap gagal mengalahkan penyakitnya, meninggal dunia pada tahun kedua pernikahan kami. Suamiku, aku bagaikan mayat berjalan, disamping mesin yang kupakai untuk bekerja setiap hari sepulang kerja, minatku pada segala hal. Setelah sekian lama, hidupku jadi kacau, pekerjaan jadi kacau. Namun pada tahun ketiga meninggalnya suamiku, tiba-tiba aku bermimpi dia naik ke tempat tidur dan mengucapkan banyak kata penyemangat, ayo. Bangun, kukira aku kena penyakit, barusan mimpi kayak gitu. Tapi rasakan badan luo di bawah, buka pandangan, kasur pegas diperoleh. Kasur pegas punya banyak uang, ada dua rekening, juga selembar kertas. Catatan atas tulis: 'istri, saya tidak tahu kapan kamu akan menemukan uangnya. Saat kamu sedang bekerja, aku menyelinap keluar dari pekerjaan paruh waktu untuk mendapatkan uang. Walau tak seberapa, namun hatiku, tak peduli bagaimana nanti di hari-hari mendatang, berharap kau dapat berbahagia. Melihat ini, saya terharu hingga menitikkan air mata, mengira suami saya bisa begitu peduli pada saya! Saat ini, saya tidak lagi merasa hidup ini berat. Setelah saya memutuskan untuk menjalani hidup yang baik, tapi juga meluangkan waktu untuk mengunjungi mertua, menenangkan suami saya di alam baka! Katamu, saya melakukannya dengan benar?
QUICK LINKS
PRODUCTS
CONTACT US
Memberi tahu: +86-757-85519362
+86 -757-85519325
Whatsapp:86 18819456609
Email kami: mattress1@synwinchina.com
Tambahkan: NO.39Xingye Road, Kawasan Industri Ganglian, Lishui, Distrik Nanhai, Foshan, Guangdong, P.R.China